MENGEMBANGKAN KREATIVITAS DALAM ORGANISASI
Hasil Review
Dari Buku: “Take the road to creativity and get off
your dead end”, Argus
Communications, 7440 Natchez Avenue, Niles Illionis 60648, U.S.A.
Oleh
A.
Pengantar
Dalam kehidupan sehari-hari baik secara pribadi
maupun organisasi banyak hal yang kita temui, dan disadari bahwa itu tidak
terlepas dari berbagai persoalan. Itu berarti bahwa hidup ini banyak menyajikan
situasi, suasana, masalah, kusilitan, dan tantangan baru. Dengan demikian
banyak orang menjadi “tidak berhasil” dalam banyak hal. Salah satu hal yang
dapat membantu kita untuk hidup lebih efektif dan produktif di dunia yang kian
kompleks dan rumit permasalahannya, adalah kreativitas. Karena kreativitas
merupakan suatu kemampuan yang sangat berarti dalam proses kehidupan manusia. Kreativitas
manusia melahirkan pencipta besar yang mewarnai sejarah kehidupan umat manusia
dengan karya-karya spektakulernya.
B.
Definisi Kreativitas
Harus diakui bahwa memang sukar untuk menentukan
satu definisi yang operasional dari kreativitas, karena kreativitas merupakan
konsep yang majemuk dan multi dimensional.
Apa yang dimaksud dengan kreativitas? Ada banyak definisi yang
disampaikan oleh para ahli terkait dengan kreativitas namun, semuanya itu
memiliki makna yang kurang lebih sama. Dari definisi-definis para ahli akhirnya
ditemukan satu definsi yang dianggap
komprehensif mengenai kreativitas adalah kegiatan yang mendatangkan hasil yang
bersifat; baru: inovatif, belum ada
sebelumnya, segar, menarik, aneh, dan mengejutkan; berguna (useful): lebih enak, lebih praktis, mempermudah,
memperlancar, mendororong, mengembangkan, mendidik, memecahkan masalah,
mengurangi hambatan, mengatasi kesulitan, mendatangkan hasil lebih baik/banyak.
Kreativitas tidak hanya sekedar keberuntungan tetapi merupakan kerja keras yang
disadari.
C.
Tahap-Tahap Kreativitas
1.
Persiapan (preparation): meletakan dasar.
Mempelajari latar belakang perkara, seluk-beluk dan problematikanya.
Tidak semua ahli itu
kreatif, namun kebanyakan pencipta adalah ahli. Persiapan untuk kreativitas itu
kebanyakan harus dilakukan atas dasar minat,
seperti dikatana bahwa: “tidak ada hal besar
yang dapat tercipta, bila tidak
ada antusiasme. Selain itu, untuk
menciptakan hal-hal besar, kita tidak hanya harus berusaha, tetapi juga harus
bermimpi. Tidak hanya harus berjuang, tetapi juga harus beriman.
2.
Konsentrasi (concentration): Sepenuhnya memikirkan,
masuk luluh, terserap dalam perkara yang dihadapi.
Orang-orang yang
kreatif biasanya serius, perhatiannya tercurah dan pikirannya terpusat pada hal
yang mereka kerjakan. Penulis, seniman, ilmuwan, penemu, usahawan inovatif,
dalam pengalamannya mengatakan bahwa saat konsentrasi yang panjang bisa membuat
masalah mereka bisa teratasi.
Tahap konsentrasi
merupakan kelanjutan dari proses pada tahap persiapan, tetapi lebih intensif.
Tahap konsentrasi merupakan waktu pemusatan, waktu menimbang-nimbang, waktu
menguji, waktu awal untuk mencoba dan mengalami gagal, trial and eror.
3.
Inkubasi (incubation): mengambil waktu untuk
meninggalkan perkara, istirahat, waktu santai. Mencari kegiatan-kegiatan yang
melepaskan diri dari kesibukan pikiran mengenai masalah yang dihadapi.
Tahap inkubasi
merupakan saat di mana sedikit demi sedikit kita dibebaskan dari kerutinan
berpikir, kebiasaan bekerja, kelaziman pemakian cara.
4.
Iluminasi (ilumination): mendapatkan ide gagasan,
pemecahan, penyelesaian, cara kerja, jawaban baru.
Bagian paling nikmat
dalam penciptaan atau kreativitas adalah tahap iluminasi, ketika segalanya
jelas, penerangan untuk pemecahan masalah, cara kerja, dan menemukan jawaban
baru atas masalah yang sedang dipikirkan.
5.
Verifikasi/Produksi
(verification/production): menghadapi
dan memecahkan masalah-masalah praktis sehubungan denga ide, gagasan,
pemecahan, penyelesaian, cara kerja, jawaban baru.
Setelah kita melewati
tahap yang paling nikmat, kita masih ditunggu oleh pekerjaaan yang berat, yakni
bagaimana mewujudkan ide dan gagasan yang telah kita temukan.
D.
Ciri-Ciri Orang Kreatif
1.
Ciri-Ciri Pokok:
kunci untuk melahirka ide, gagasan, ilham, pemecahan, cara baru, dan penemuan.
·
Kelincahan
mental: berpikir dari segala arah (mental agility). Adalah kemampuan untuk
bermain-main dengan ide-ide, gagasan, konsep, lambang-lambang, kata-kata,
angka-angka, dan khususnya melihat hubungan-hubungan yang tak biasa antara
ide-ide, gagasan-gagasan dan sebagainya.
·
Kelincahan
mental: berpikir ke segala arah (divergent
thinking). Adalah kemampuan berpikir dari satu ide, gagasan, menyebar ke
segala arah, segi. Daripada langsung sibuk memncari jawaban yang benar,
berpikir ke segala arah mendorong kita untuk mencari berbagai jawaban yang
berbeda, dan yang mungkin.
·
Fleksibiitas
konseptual (conceptual flexibility).
Adalah kemampuan untuk secara spontan mengganti cara memandang, pendekatan,
kerja yang tak jalan.
·
Orisinalitas (originality). Adalah kemampuan untuk
menelorkan ide, gagasan, pemecahan, cara kerja, yang tak lazim, (meski tidak
selalu baik), yang jarang, bahkan “mengejutkan”.
·
Lebih menyukai
kompleksitas daripada simplisitas (complexity and simplicity). Biasanya
orang kreatif lebih menyukai kerumitan daripada kemudahan, memilih tantangan
daripada keamanan. Kecenderungan pada yang sulit-suit dari yang gampang-gampang
itu, mewarnai hidup orang-orang yang kreatif.
Oleh karena itu tidak jarang mereka mengalami kesulitan yang tidak
semestinya tidak perlu. Namun, pengalaman-pengalam sulit itu justru memperkaya pengalaman hidup
mereka.
2.
Ciri-ciri yang
Memungkinkan: yang membuat mampu mempertahankan ide-ide kreatif sekali sudah
ditemukan tetap hidup.
·
Kemampuan untuk
bekerja keras
Orang-orang yang santai, dalam artian yang loyo,
tanpa gairah, tanpa semangat, tanpa ada sesuatu yang hendak dicapai dalam
hidup, cita-cita, tidak pernah akan berhasil menjadi kreatif. Orang-orang
kreatif bekerja keras, namun tidak tegang, serius, tetapi santai. Karena kerja
keras sudah menyatu dengan gaya hidup mereka., mereka memiliki capacity for hard work.
·
Berpikiran
mandiri (independent judgment)
Orang-orang kreatif memiliki rasa individualitas
yang kuat. Mereka membuat keputusan sendiri. Mereka percaya kepada daya pikir
sendiri. Mereka mempunyai pendapat sendiri. Orang-orang kreatif mampu berdiri
tenang di tengah kekacauan pendapat, tidak mudah termakan kabar angin, issue, dan cerita burung, gosip. Oleh karena itu, pikiran mereka tidak mudah
diselewengkan oleh hal-hal kecil yang menggoda. Mereka lurus, konsisten, dan
maju terus dengan nyala obor kebenaran yang mereka lihat dan peroleh berkat
daya pikir mereka.
·
Pantang menyerah
(never give up)
Orang-orang yang kreatif biasanya tidak takut gagal.
Mereka mau, rela, senang untuk mencoba lagi dan pantang menyerah. Mereka
memiliki daya lentuk dan lentur (resilience).
Kadang-kadang mereka bahkan tidak melihat kegagalan sebagai kegagalan,
tetapi sekedar gangguan kecil yang tak mengenalkan di jalan menuju sukses.
·
Mampu
berkomunikasi dengan baik (good
communications)
Orang-orang kreatif pada umumnya juga
komunikator-komunikator yang baik (good
communicators), mendalam jelas dan bagus. Hal ini tidak hanya berlaku pada
bidang sastra, drama, TV, film, tetapi juga di bidang lainnya. Karena untuk
mewujudkan impian mereka, mereka harus menjelaskan perkara dan meyakinkan
orang. Tanpa kecakapan komunikasi, argumen-argumen mereka tak terumuskan dengan
baik dan dapat meyakinkan orang. Maka tidak mengeherankan bahwa pada umumnya,
orang-orang kreatif adalah penulis dan penceramah yang baik.
·
Lebih tertarik
pada konsep daripada segi-segi kecil
Orang-orang kreatif tidak terserap oleh
perkara-perkara kecil dari hal yang dihadapiya. Mereka lebih tertarik pada
konsep daripada detail (interested more
in concepts than in details).
·
Keinginan tahu
intelektual (intellectual curiosity)
Orang-orang kreatif mempunyai keingian tahu yang tak
habis-habisnya mengenai hal-hal yang ditemukan dalam hidup mereka. Kata-kata
yang biasanya sudah menyatu dan tidak lazim lagi daam diri merka adalah: apa,
di mana, kapan, siapa, dan bagaimana.
Dalam beberapa penelitia psikologi dijelaskan bahwa
manusia, pada umum 1-7 tahun, suka bertanya mengapa,
pada umum 7-17 tahun suka mengajukan soal mengapa tidak, dan pada umur 17-70 tahun, suka berkata karena. Dengan kata lain semakin tua,
semakin kita kehilangan keinginan tahu. Dengan demikia kita tidak terdorong
untk mendapatkan pengalaman baru dalam mencari hal-hal yang baru. Ini
menghambat kreativitas.
·
Humor dan fantasi (sense of homur and fantasy)
Kebanyakan orang yang kreatif memiliki rasa humor
yang tinggi dan kaya dengan fantasi. Dengan demikian mereka suka mencari
hal-hal yang aneh dan menyenangkan orang lain. Namun pada itu, mereka mampu
menemukan hal baru dan dapat melakukan kegiatan-kegiatan kreatif dan ada-ada
saja yang diciptakan.
·
Tidak segera
menolak ide atau gagasan baru
Apabila menemukan atau diajukan ide atau gagasan,
pemecahan, penyelesaian, cara kerja baru, orang-orang kreatf tidak begitu saja
menolak, meski mereka melihat kekurangan-kekurangannya. Mereka berusaha melihat
semua segi dari ide atau gagasan yang disamapain oleh orang lain atau bahkan
ide atau gagasan lahir dari hasil pemikirannya sendiri.
·
Arah hidup yang
mantap
Orang-orang kreatif kenanyakan menampakkan dalam
diri mereka sikap terlibat dalam sesuatu, yakin akan tujuan hidup mereka, dan
rasa ditakdirkan, ada rasa diutus secara khusus.
3.
Ciri-Ciri
Sampingan: tidak langsung berhubungan dengan penciptaan atau menjaga agar
ide-ide yang sudah ditemukan tetap
hidup, tetapi kerap mempengaruhi perilaku orang-orang kreatif.
·
Tidak mengambil
pusing apa yang dipikirkan orang lain
Orang-orang kreatif berpikir sendiri. Mereka tidak
mengambil pusing mengena apa yang dipikirkan orang lain. Akibatnya mereka
menjadi tidak peka terhadap perasaan orang-orang sekitarnya. Karena mereka
tidak mempedulikan orang dan kurang memperhatikan adat yang berlaku, mereka
tampak aneh, angkuh dan asosial.
·
Kekacauan psikologis
Orang-orang kreatif lebih suka dengan kompleksitas
daripada simplisitas. Mereka sering tidak mengendalikan perasaan, dan tidak mengambil
pusing dengan pendapat orang lain. Mereka biasanya memandang dunia dengan kaca
mata berbeda dari yang lazim, hidup dengan aturan yang tidak biasa, bertindak
atas dasar perhitungan khusus, dapat membawa orang-orang kreatif ke dunia batin
yang penuh dengan angin taufan dan kacau. Hal ini dapat membawa mereka ke
tengah kekacauan psikologis dan dapat mengakibatkan keberantakan hidup:
perkawinan hancur, kehilangan pekerjaan, minum-minum, dan lain sebagainya.
E.
Tujuah Hal yang Menghalangi Kreativitas dalam Organisasi
1.
Takut Gagal
Ketakutan gagal merugikan organisasi dengan tiga
cara; pertama, karena menentukan
siapa yang diberi balasan dan karena apa (reward
structure). Kedua, karena
menciptakan tekanan untuk sukses dengan segera (plessure for immediate results). Ketiga, karena menuntut hasil yang pasti (certainty of predictibility).
2.
Terlalu Sibuk
Dengan Tata Tertip dan Tradisi
Tata tertib itu penting, bahkan vital. Tetapi kalau
segala-galanya terjadi seperti yang direncanakan, teratur, tertib, licin, tidak
mungkin terjadi inovasi. Tata tertib erat hubungannya dengan tradisi. Karena
cara yang sudah lama, yang sudah biasa, dan dipakai sebelumnya. Hal itu membuat
orang menjadi terlalu menghormati tradisi dan menciptakan penyesuaian, juga
bila tata tertib itu tidak efektif dan tidak dibutuhkan lagi. Tradisi memang
dapat membawa stabilitas. Tetapi juga mendatangkan kemacetan dan mekamdegan.
Tata tertin itu perlu. Irama hidup penting. Aturan
berguna. Tetapi itu adalah sarana, bukan tujuan. Kalau kreativitas, inovasi
yang dicari, semacam kekacauan akan menjadi bagian hidup. Karena yang baru
selalu mengejutkan dan dihasilkan lewat jalan yang tidak biasa.
3.
Gagal Melihat
Kekuatan yang ada
Kegagalan untuk melihat kekuatan diri sendiri dan
orang-orang di sekitar, dalam bahwa Inggris disebuat resource myopia. Olehnya orang tidak lagi dapat menghargai sumber
daya yang ada pada orang lain dan lingkungannya sendiri. Kegagalan itu biasanya
ada pada kaum realis dan pragmatis dan hanya mampu melihat “hal
seperti apa adanya”.
4.
Terlalu Pasti (overcertainty)
Terlalu pasti merupakan penyakit khas kaum
spesialis. Karena kaum spesialis tahu atau merasa tahu bidangnya dengan baik.
Orang-orang demikian kurang terbuka terhadap pendekatan-pendekatan baru.
5.
Enggan Untuk
Mempengaruhi
Banyak orang dengan ide-ide cemerlang kerap tidak
mau tampak sebagai orang-orang yang lancang menekan-nekankan ide mereka dan
ragu-ragu untuk berdiri berdasarkan keyakinan mereka. Akibatnya
orang-orang yang paling inovatif dalam
suatu organissasi jarang tampil sebagai orang-orang kuat. Mereka mungkin malah
membatasi diri dan tidak suka berpengaruh di kalangan rekan-rekan. Organisasi
hanya dapat inovatof kalau orang-orang kuatnya berperan. Kalau ide hanya dari
orang biasa, lalu dibawa ke atas, ide itu akan ditelan oleh kebiasaan: “akan
dipertimbangkan” dan kalau dibawa di antara rekan-rekan sekerja ide itu akan
ditanggapi dengan lagak biasa: “kenapa susah-susah”.
6.
Enggan Untuk
Bermain-main
Dalam organisasi formal, apalagi besar, orang
biasanya bertindak terlalu resmi dan serius. Karena tidak mau tampak bodoh,
mereka jarang mencoba: “bagaimana kalau” atau “marilah kita
berandai-andai...”. Organisasi kaku
tidak memberi kesempatan kepada orang untuk mengembangkan fantasi. Akibatnya
pikiran-pikiran baru yang muncul dalam otak lenyap bagitu saja. Karena ide-ide
yang pada saat ini dipakai untuk program-program yang tersusun rapi, pada
mulanya merupakan buah fantasi juga.
Sikap bermaian-main mempunyai peranan dalam
kehidupan. Sikap bermain-main dan kesukaan untuk bermaian-main itu penting juga
dalam organisasi. Hal ini disebebkan oleh dua hal:
Pertama; bermain-main merupakan saat bebas, gembira, aktif,
gairah, hidup, dan tidak tertekan, sedih, pasif, loyo, mati. Hal ini tampak
pada orang-orang kreatif. Pada umumnya mereka memandang pekerjaan mereka
sebagai “permainan”. Karena mengerjakan pekerjaan sebagai menikmati permainan,
mereka bekerja secara bebas, gembira, aktif, gairah, hidup. Organisasi yang tak
membiarkan sikap “bermain-main”, akan menciptakan kelesuan, keambanan,
kemalasan, kemandulan, kemandegan.
Kedua; orang dapat bermaian-main karena ada waktu senggang
atau ada orang yang mengambil alih tugasnya. Dalam organisasi hal ini penting
diperhatikan. Dalam organisasi ada fungsi kreatif dan fungsi kelangsungan survival). Fungsi kreatif itu perlu
untuk mendatangkan pembaharuan. Fungsi kelangsungan perlu agar organisasi tetap
hidup. Fungsi kreatif berperan sebagai otak. Fungsi kelangsungan sebagai
pelaksana. Fungsi kreatif terdapat di bagaian pengembangan, penelitian, da
sebagainya. Fungsi kelangsungan terdapat pada keuangan, administtrasi, dan
sebagainya. Suatu organisasi yang mau maju perlu memberi kemungkinan dan
kesempatan kepada fungsi kreatif untuk mencoba –coba, mempraktekkan hal-hal
baru, memualai sesuatu yang lain, untuk “bermaian-main”.
7.
Terlalu
Mengharapkan Hadiah
Aneh sekali. Apabila diminta untuk memecahkan
masalah yang menuntut kreativitas, orang akan lebih berhasil bila taruhannya
kecil daripada bila taruhannya besar. Sebagai contoh, orang yang diberi tugas
melulu karena memberi tantangan menarik, kerap lebih berhasil daripada orang
yang diberi janji hadiah uang. Karena kecemasan yang diakibatkan oleh keinginan
mendapat hadiah itu, menghambat proses kerja dan menyumbat kreativitas. Bukanlah
tidak mungkin hal itu sering terjadi dalam organisasi.
F.
Pemimpin yang Kreatif bagi Diri Sendiri dan
Organiasi
1.
Mau menganggung Risiko
Pemimpin yang kreatif mendorong kreativitas
memberikan kebebasan yang luas kepada orang-orangnya. Siap kalau terjadi dan
sanggup menanggung kegagalan yang tak terelakan. Sebaliknya pemimpin yang takut
gagal akan membatasi kekebebasan orang-orangnya dan tidak mengambil risiko
dengan memberi kesempatan serta kemungkinan kepada mereka untuk mencoba-coba cara kerja baru,
kegaiatan-kegiatan yang belum lazim, atau gerkakan inovatif. Akibatnya,
perkembangan ke depan dan kreatif organisasi terhambat.
2.
Tenang dengan ide yang setangah masak
Pemimpin yang kreatif terbuka terhadap ide, gagasan,
atau pemikiran baru, juga belum masak betul. Mereka mau mendengarkan, menerima,
dan mendukung gagasan, usul, impian orang-orangnya agar dikembangkan sampai
masak untuk kemudian diolah bersama.
3.
Mau memperlonggar kebijakan organisasi
Ada saat-saat dalam setiap organisasi bahwa aturan
harus diabaikan. Pemimpin kreatif harus memiliki rasa (felling) untuk itu. Dia tidak mudah tidak mempedulikan aturan dan
kebijakan organisasi, tetapi tahu kapan aturan itu dapat diperlonggar demi
kebaikan organisasi yang lebih besar.
4.
Mampu membuat keputusan cepat dan tepat
Kalau pemimpin yang kreatif diajukan suatu ide atau
gagasan baru dia mampu menanggapi dan mengambil
keputusan dalam waktu yang relatif singkat. Sedangkan pemimpin yang
tidak kreatif akan lama mempelajari dan baru membawa ide atau gagasan itu dalam
rapat staf, dengan hasil tidak tahu apa yang harus dibuat dengannya.
5.
Pendengar yang baik
Pemimpin yang kreatif mendengarkan orang-orangnya
dan mengembangkan usul-usul mereka. Dia tidak akan mencoba prosedur kerja atau
mengambil kebijakan baru, tanpa mendengar dulu pendapat orang-orangnya.
Keistimewaannya, dia mampu mengambil yang paing baik dari usul-usul dan
pendapat orang-orangnya, dan dari sana menciptakan ide, gagasan, pemikiran,
prosedur, kerja dan kebijakan yang baru lagi segar.
6.
Tidak terlalu terpaku pada kesalahan
Pemimpin yang kreatif lebih berorientasi ke masa
depan daripada ke masa lampau. Dia tidak tenggelam, terpaku, terus teringat,
atau terus menangisi kesalahan-kesalahan yang sudah terjadi, baik kesalahan
diri sendiri maupun keselahan orang lain. Dia juga tidak memendam kesalahan
orang lain dan menggunakannya untuk melawannya tanpa batas waktu. Dia bersedia
mulai baru lagi dan bekerja untuk hari esok yang lebih baik. Dia belajar dari
pengalaman, tetapi tidak tenggelam dalam pengalamannya.
7.
Menyukai pekerjaan
Pemimpin yang kreatif menyukai penkerjaannya. Dia
tidak merasa terjepit dalam tugas. Dia dapat meyerahkan tugas kepada
orang-orangnya dengan penuh. Dia puas dengan peran untuk menyemangati
orang-orangnya, mengarahkan usaha, da membawa semua ke titik cita-cita usaha
itu. Pada umumnya, pemimpin yang kreatif adalah orang yang penuh gairah,
memberi semangat kepada orang-orangnya dan memberi hidup kepada lingkungannya.
G.
Kiat-Kiat Menjadi Kreatif
·
Ingatlah Sukses-Sukses Anda di masa lalu
·
Yakin ini dapat menjadi hari terobosan
·
Latihlah kreativitas Anda dengan
permainan mental
·
Ingat bahwa kegagalan membawa
keberhasilan
·
Raihlah impian dan fantasi Anda
·
Biarkan kesenangan memasuki kehidupan
Anda
·
Kumpulkan pengetahuan dari tempat lain
·
Pandanglah situasi dari semua sisi
·
Bersihkan pikiran Anda dari
asumsi-asumsi
·
Ubahlah posisi Anda sesering mungkin
H.
Penutup
Kita
sudah melihat tentang kreativitas, tahap-tahap kreativitas, proses kreativitas,
dan tipe-tipe kreativitas. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa dalam
mengembangkan kreativitas ada tiga hal yang saling mempengaruhi yaitu;
kreativitas, pengalaman, dan kepemimpinan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar