Selasa, 31 Juli 2012


MENGEMBANGKAN KREATIVITAS DALAM ORGANISASI
Hasil Review
Dari Buku: “Take the road to creativity and get off your dead end”, Argus Communications, 7440 Natchez Avenue, Niles Illionis 60648, U.S.A.
Oleh



A.    Pengantar
Dalam kehidupan sehari-hari baik secara pribadi maupun organisasi banyak hal yang kita temui, dan disadari bahwa itu tidak terlepas dari berbagai persoalan. Itu berarti bahwa hidup ini banyak menyajikan situasi, suasana, masalah, kusilitan, dan tantangan baru. Dengan demikian banyak orang menjadi “tidak berhasil” dalam banyak hal. Salah satu hal yang dapat membantu kita untuk hidup lebih efektif dan produktif di dunia yang kian kompleks dan rumit permasalahannya, adalah kreativitas. Karena kreativitas merupakan suatu kemampuan yang sangat berarti dalam proses kehidupan manusia. Kreativitas manusia melahirkan pencipta besar yang mewarnai sejarah kehidupan umat manusia dengan karya-karya spektakulernya.

B.     Definisi Kreativitas
Harus diakui bahwa memang sukar untuk menentukan satu definisi yang operasional dari kreativitas, karena kreativitas merupakan konsep yang majemuk dan multi dimensional.  Apa yang dimaksud dengan kreativitas? Ada banyak definisi yang disampaikan oleh para ahli terkait dengan kreativitas namun, semuanya itu memiliki makna yang kurang lebih sama. Dari definisi-definis para ahli akhirnya ditemukan satu definsi yang  dianggap komprehensif mengenai kreativitas adalah kegiatan yang mendatangkan hasil yang bersifat; baru: inovatif, belum ada sebelumnya, segar, menarik, aneh, dan mengejutkan; berguna (useful): lebih enak, lebih praktis, mempermudah, memperlancar, mendororong, mengembangkan, mendidik, memecahkan masalah, mengurangi hambatan, mengatasi kesulitan, mendatangkan hasil lebih baik/banyak. Kreativitas tidak hanya sekedar keberuntungan tetapi merupakan kerja keras yang disadari.

C.    Tahap-Tahap Kreativitas
1.      Persiapan (preparation): meletakan dasar. Mempelajari latar belakang perkara, seluk-beluk dan problematikanya.
Tidak semua ahli itu kreatif, namun kebanyakan pencipta adalah ahli. Persiapan untuk kreativitas itu kebanyakan harus dilakukan atas dasar minat, seperti dikatana bahwa: “tidak ada hal besar  yang  dapat tercipta, bila tidak ada antusiasme. Selain itu, untuk menciptakan hal-hal besar, kita tidak hanya harus berusaha, tetapi juga harus bermimpi. Tidak hanya harus berjuang, tetapi juga harus beriman.

2.      Konsentrasi (concentration): Sepenuhnya memikirkan, masuk luluh, terserap dalam perkara yang dihadapi.
Orang-orang yang kreatif biasanya serius, perhatiannya tercurah dan pikirannya terpusat pada hal yang mereka kerjakan. Penulis, seniman, ilmuwan, penemu, usahawan inovatif, dalam pengalamannya mengatakan bahwa saat konsentrasi yang panjang bisa membuat masalah mereka bisa teratasi.
Tahap konsentrasi merupakan kelanjutan dari proses pada tahap persiapan, tetapi lebih intensif. Tahap konsentrasi merupakan waktu pemusatan, waktu menimbang-nimbang, waktu menguji, waktu awal untuk mencoba dan mengalami gagal, trial and eror.

3.      Inkubasi (incubation): mengambil waktu untuk meninggalkan perkara, istirahat, waktu santai. Mencari kegiatan-kegiatan yang melepaskan diri dari kesibukan pikiran mengenai masalah yang dihadapi.
Tahap inkubasi merupakan saat di mana sedikit demi sedikit kita dibebaskan dari kerutinan berpikir, kebiasaan bekerja, kelaziman pemakian cara.

4.      Iluminasi (ilumination): mendapatkan ide gagasan, pemecahan, penyelesaian, cara kerja, jawaban baru.
Bagian paling nikmat dalam penciptaan atau kreativitas adalah tahap iluminasi, ketika segalanya jelas, penerangan untuk pemecahan masalah, cara kerja, dan menemukan jawaban baru atas masalah yang sedang dipikirkan.

5.      Verifikasi/Produksi (verification/production): menghadapi dan memecahkan masalah-masalah praktis sehubungan denga ide, gagasan, pemecahan, penyelesaian, cara kerja, jawaban baru.
Setelah kita melewati tahap yang paling nikmat, kita masih ditunggu oleh pekerjaaan yang berat, yakni bagaimana mewujudkan ide dan gagasan yang telah kita temukan.

D.    Ciri-Ciri Orang Kreatif
1.      Ciri-Ciri Pokok: kunci untuk melahirka ide, gagasan, ilham, pemecahan, cara baru, dan penemuan.  
·         Kelincahan mental: berpikir dari segala arah (mental agility). Adalah kemampuan untuk bermain-main dengan ide-ide, gagasan, konsep, lambang-lambang, kata-kata, angka-angka, dan khususnya melihat hubungan-hubungan yang tak biasa antara ide-ide, gagasan-gagasan dan sebagainya.

·         Kelincahan mental: berpikir ke segala arah (divergent thinking). Adalah kemampuan berpikir dari satu ide, gagasan, menyebar ke segala arah, segi. Daripada langsung sibuk memncari jawaban yang benar, berpikir ke segala arah mendorong kita untuk mencari berbagai jawaban yang berbeda, dan yang mungkin.


·         Fleksibiitas konseptual (conceptual flexibility). Adalah kemampuan untuk secara spontan mengganti cara memandang, pendekatan, kerja yang tak jalan.

·         Orisinalitas (originality). Adalah kemampuan untuk menelorkan ide, gagasan, pemecahan, cara kerja, yang tak lazim, (meski tidak selalu baik), yang jarang, bahkan “mengejutkan”.

·         Lebih menyukai kompleksitas daripada simplisitas  (complexity and simplicity). Biasanya orang kreatif lebih menyukai kerumitan daripada kemudahan, memilih tantangan daripada keamanan. Kecenderungan pada yang sulit-suit dari yang gampang-gampang itu, mewarnai hidup orang-orang yang kreatif.  Oleh karena itu tidak jarang mereka mengalami kesulitan yang tidak semestinya tidak perlu. Namun, pengalaman-pengalam  sulit itu justru memperkaya pengalaman hidup mereka.


2.      Ciri-ciri yang Memungkinkan: yang membuat mampu mempertahankan ide-ide kreatif sekali sudah ditemukan tetap hidup.
·         Kemampuan untuk bekerja keras
Orang-orang yang santai, dalam artian yang loyo, tanpa gairah, tanpa semangat, tanpa ada sesuatu yang hendak dicapai dalam hidup, cita-cita, tidak pernah akan berhasil menjadi kreatif. Orang-orang kreatif bekerja keras, namun tidak tegang, serius, tetapi santai. Karena kerja keras sudah menyatu dengan gaya hidup mereka., mereka memiliki capacity for hard work.

·         Berpikiran mandiri (independent judgment)
Orang-orang kreatif memiliki rasa individualitas yang kuat. Mereka membuat keputusan sendiri. Mereka percaya kepada daya pikir sendiri. Mereka mempunyai pendapat sendiri. Orang-orang kreatif mampu berdiri tenang di tengah kekacauan pendapat, tidak mudah termakan kabar angin, issue, dan cerita burung, gosip.  Oleh karena itu, pikiran mereka tidak mudah diselewengkan oleh hal-hal kecil yang menggoda. Mereka lurus, konsisten, dan maju terus dengan nyala obor kebenaran yang mereka lihat dan peroleh berkat daya pikir mereka.

·         Pantang menyerah (never give up)
Orang-orang yang kreatif biasanya tidak takut gagal. Mereka mau, rela, senang untuk mencoba lagi dan pantang menyerah. Mereka memiliki daya lentuk dan lentur (resilience). Kadang-kadang mereka bahkan tidak melihat kegagalan sebagai kegagalan, tetapi sekedar gangguan kecil yang tak mengenalkan di jalan menuju sukses.

·         Mampu berkomunikasi dengan baik (good communications)
Orang-orang kreatif pada umumnya juga komunikator-komunikator yang baik (good communicators), mendalam jelas dan bagus. Hal ini tidak hanya berlaku pada bidang sastra, drama, TV, film, tetapi juga di bidang lainnya. Karena untuk mewujudkan impian mereka, mereka harus menjelaskan perkara dan meyakinkan orang. Tanpa kecakapan komunikasi, argumen-argumen mereka tak terumuskan dengan baik dan dapat meyakinkan orang. Maka tidak mengeherankan bahwa pada umumnya, orang-orang kreatif adalah penulis dan penceramah yang baik.

·         Lebih tertarik pada konsep daripada segi-segi kecil
Orang-orang kreatif tidak terserap oleh perkara-perkara kecil dari hal yang dihadapiya. Mereka lebih tertarik pada konsep daripada detail (interested more in concepts than in details).

·         Keinginan tahu intelektual (intellectual curiosity)
Orang-orang kreatif mempunyai keingian tahu yang tak habis-habisnya mengenai hal-hal yang ditemukan dalam hidup mereka. Kata-kata yang biasanya sudah menyatu dan tidak lazim lagi daam diri merka adalah: apa, di mana, kapan, siapa, dan bagaimana.
Dalam beberapa penelitia psikologi dijelaskan bahwa manusia, pada umum 1-7 tahun, suka bertanya mengapa, pada umum 7-17 tahun suka mengajukan soal mengapa tidak, dan pada umur 17-70 tahun, suka berkata karena. Dengan kata lain semakin tua, semakin kita kehilangan keinginan tahu. Dengan demikia kita tidak terdorong untk mendapatkan pengalaman baru dalam mencari hal-hal yang baru. Ini menghambat kreativitas.

·         Humor  dan fantasi (sense of homur and fantasy)
Kebanyakan orang yang kreatif memiliki rasa humor yang tinggi dan kaya dengan fantasi. Dengan demikian mereka suka mencari hal-hal yang aneh dan menyenangkan orang lain. Namun pada itu, mereka mampu menemukan hal baru dan dapat melakukan kegiatan-kegiatan kreatif dan ada-ada saja yang diciptakan.

·         Tidak segera menolak ide atau gagasan baru
Apabila menemukan atau diajukan ide atau gagasan, pemecahan, penyelesaian, cara kerja baru, orang-orang kreatf tidak begitu saja menolak, meski mereka melihat kekurangan-kekurangannya. Mereka berusaha melihat semua segi dari ide atau gagasan yang disamapain oleh orang lain atau bahkan ide atau gagasan lahir dari hasil pemikirannya sendiri.
·         Arah hidup yang mantap 
Orang-orang kreatif kenanyakan menampakkan dalam diri mereka sikap terlibat dalam sesuatu, yakin akan tujuan hidup mereka, dan rasa ditakdirkan, ada rasa diutus secara khusus.

3.      Ciri-Ciri Sampingan: tidak langsung berhubungan dengan penciptaan atau menjaga agar ide-ide yang sudah ditemukan  tetap hidup, tetapi kerap mempengaruhi perilaku orang-orang kreatif.
·         Tidak mengambil pusing apa yang dipikirkan orang lain
Orang-orang kreatif berpikir sendiri. Mereka tidak mengambil pusing mengena apa yang dipikirkan orang lain. Akibatnya mereka menjadi tidak peka terhadap perasaan orang-orang sekitarnya. Karena mereka tidak mempedulikan orang dan kurang memperhatikan adat yang berlaku, mereka tampak aneh, angkuh dan asosial.

·         Kekacauan  psikologis
Orang-orang kreatif lebih suka dengan kompleksitas daripada simplisitas. Mereka sering tidak mengendalikan perasaan, dan tidak mengambil pusing dengan pendapat orang lain. Mereka biasanya memandang dunia dengan kaca mata berbeda dari yang lazim, hidup dengan aturan yang tidak biasa, bertindak atas dasar perhitungan khusus, dapat membawa orang-orang kreatif ke dunia batin yang penuh dengan angin taufan dan kacau. Hal ini dapat membawa mereka ke tengah kekacauan psikologis dan dapat mengakibatkan keberantakan hidup: perkawinan hancur, kehilangan pekerjaan, minum-minum, dan lain sebagainya.

E.     Tujuah Hal yang Menghalangi Kreativitas dalam Organisasi
1.      Takut Gagal
Ketakutan gagal merugikan organisasi dengan tiga cara; pertama, karena menentukan siapa yang diberi balasan dan karena apa (reward structure). Kedua, karena menciptakan tekanan untuk sukses dengan segera (plessure for immediate results). Ketiga, karena menuntut hasil yang pasti (certainty of predictibility).

2.      Terlalu Sibuk Dengan Tata Tertip dan Tradisi
Tata tertib itu penting, bahkan vital. Tetapi kalau segala-galanya terjadi seperti yang direncanakan, teratur, tertib, licin, tidak mungkin terjadi inovasi. Tata tertib erat hubungannya dengan tradisi. Karena cara yang sudah lama, yang sudah biasa, dan dipakai sebelumnya. Hal itu membuat orang menjadi terlalu menghormati tradisi dan menciptakan penyesuaian, juga bila tata tertib itu tidak efektif dan tidak dibutuhkan lagi. Tradisi memang dapat membawa stabilitas. Tetapi juga mendatangkan kemacetan dan mekamdegan.
Tata tertin itu perlu. Irama hidup penting. Aturan berguna. Tetapi itu adalah sarana, bukan tujuan. Kalau kreativitas, inovasi yang dicari, semacam kekacauan akan menjadi bagian hidup. Karena yang baru selalu mengejutkan dan dihasilkan lewat jalan yang tidak biasa.

3.      Gagal Melihat Kekuatan yang ada
Kegagalan untuk melihat kekuatan diri sendiri dan orang-orang di sekitar, dalam bahwa Inggris disebuat resource myopia. Olehnya orang tidak lagi dapat menghargai sumber daya yang ada pada orang lain dan lingkungannya sendiri. Kegagalan itu biasanya ada pada kaum realis dan pragmatis dan hanya mampu melihat “hal seperti apa adanya”.

4.      Terlalu Pasti (overcertainty)
Terlalu pasti merupakan penyakit khas kaum spesialis. Karena kaum spesialis tahu atau merasa tahu bidangnya dengan baik. Orang-orang demikian kurang terbuka terhadap pendekatan-pendekatan baru.

5.      Enggan Untuk Mempengaruhi
Banyak orang dengan ide-ide cemerlang kerap tidak mau tampak sebagai orang-orang yang lancang menekan-nekankan ide mereka dan ragu-ragu untuk berdiri berdasarkan keyakinan mereka. Akibatnya orang-orang  yang paling inovatif dalam suatu organissasi jarang tampil sebagai orang-orang kuat. Mereka mungkin malah membatasi diri dan tidak suka berpengaruh di kalangan rekan-rekan. Organisasi hanya dapat inovatof kalau orang-orang kuatnya berperan. Kalau ide hanya dari orang biasa, lalu dibawa ke atas, ide itu akan ditelan oleh kebiasaan: “akan dipertimbangkan” dan kalau dibawa di antara rekan-rekan sekerja ide itu akan ditanggapi dengan lagak biasa: “kenapa susah-susah”.

6.      Enggan Untuk Bermain-main
Dalam organisasi formal, apalagi besar, orang biasanya bertindak terlalu resmi dan serius. Karena tidak mau tampak bodoh, mereka jarang mencoba: “bagaimana kalau” atau “marilah kita berandai-andai...”.  Organisasi kaku tidak memberi kesempatan kepada orang untuk mengembangkan fantasi. Akibatnya pikiran-pikiran baru yang muncul dalam otak lenyap bagitu saja. Karena ide-ide yang pada saat ini dipakai untuk program-program yang tersusun rapi, pada mulanya merupakan buah fantasi juga.
Sikap bermaian-main mempunyai peranan dalam kehidupan. Sikap bermain-main dan kesukaan untuk bermaian-main itu penting juga dalam organisasi. Hal ini disebebkan oleh dua hal:
Pertama; bermain-main merupakan saat bebas, gembira, aktif, gairah, hidup, dan tidak tertekan, sedih, pasif, loyo, mati. Hal ini tampak pada orang-orang kreatif. Pada umumnya mereka memandang pekerjaan mereka sebagai “permainan”. Karena mengerjakan pekerjaan sebagai menikmati permainan, mereka bekerja secara bebas, gembira, aktif, gairah, hidup. Organisasi yang tak membiarkan sikap “bermain-main”, akan menciptakan kelesuan, keambanan, kemalasan, kemandulan, kemandegan.
Kedua; orang dapat bermaian-main karena ada waktu senggang atau ada orang yang mengambil alih tugasnya. Dalam organisasi hal ini penting diperhatikan. Dalam organisasi ada fungsi kreatif dan fungsi kelangsungan survival). Fungsi kreatif itu perlu untuk mendatangkan pembaharuan. Fungsi kelangsungan perlu agar organisasi tetap hidup. Fungsi kreatif berperan sebagai otak. Fungsi kelangsungan sebagai pelaksana. Fungsi kreatif terdapat di bagaian pengembangan, penelitian, da sebagainya. Fungsi kelangsungan terdapat pada keuangan, administtrasi, dan sebagainya. Suatu organisasi yang mau maju perlu memberi kemungkinan dan kesempatan kepada fungsi kreatif untuk mencoba –coba, mempraktekkan hal-hal baru, memualai sesuatu yang lain, untuk “bermaian-main”.

7.      Terlalu Mengharapkan Hadiah
Aneh sekali. Apabila diminta untuk memecahkan masalah yang menuntut kreativitas, orang akan lebih berhasil bila taruhannya kecil daripada bila taruhannya besar. Sebagai contoh, orang yang diberi tugas melulu karena memberi tantangan menarik, kerap lebih berhasil daripada orang yang diberi janji hadiah uang. Karena kecemasan yang diakibatkan oleh keinginan mendapat hadiah itu, menghambat proses kerja dan menyumbat kreativitas. Bukanlah tidak mungkin hal itu sering terjadi dalam organisasi.

F.     Pemimpin yang Kreatif bagi Diri Sendiri dan Organiasi
1.      Mau menganggung Risiko
Pemimpin yang kreatif mendorong kreativitas memberikan kebebasan yang luas kepada orang-orangnya. Siap kalau terjadi dan sanggup menanggung kegagalan yang tak terelakan. Sebaliknya pemimpin yang takut gagal akan membatasi kekebebasan orang-orangnya dan tidak mengambil risiko dengan memberi kesempatan serta kemungkinan kepada mereka  untuk mencoba-coba cara kerja baru, kegaiatan-kegiatan yang belum lazim, atau gerkakan inovatif. Akibatnya, perkembangan ke depan dan kreatif organisasi terhambat.

2.      Tenang dengan ide yang setangah masak
Pemimpin yang kreatif terbuka terhadap ide, gagasan, atau pemikiran baru, juga belum masak betul. Mereka mau mendengarkan, menerima, dan mendukung gagasan, usul, impian orang-orangnya agar dikembangkan sampai masak untuk kemudian diolah bersama.  


3.      Mau memperlonggar kebijakan organisasi
Ada saat-saat dalam setiap organisasi bahwa aturan harus diabaikan. Pemimpin kreatif harus memiliki rasa (felling) untuk itu. Dia tidak mudah tidak mempedulikan aturan dan kebijakan organisasi, tetapi tahu kapan aturan itu dapat diperlonggar demi kebaikan organisasi yang lebih besar.

4.      Mampu membuat keputusan cepat dan tepat
Kalau pemimpin yang kreatif diajukan suatu ide atau gagasan baru dia mampu menanggapi dan mengambil  keputusan dalam waktu yang relatif singkat. Sedangkan pemimpin yang tidak kreatif akan lama mempelajari dan baru membawa ide atau gagasan itu dalam rapat staf, dengan hasil tidak tahu apa yang harus dibuat dengannya.

5.      Pendengar yang baik
Pemimpin yang kreatif mendengarkan orang-orangnya dan mengembangkan usul-usul mereka. Dia tidak akan mencoba prosedur kerja atau mengambil kebijakan baru, tanpa mendengar dulu pendapat orang-orangnya. Keistimewaannya, dia mampu mengambil yang paing baik dari usul-usul dan pendapat orang-orangnya, dan dari sana menciptakan ide, gagasan, pemikiran, prosedur, kerja dan kebijakan yang baru lagi segar. 

6.      Tidak terlalu terpaku pada kesalahan
Pemimpin yang kreatif lebih berorientasi ke masa depan daripada ke masa lampau. Dia tidak tenggelam, terpaku, terus teringat, atau terus menangisi kesalahan-kesalahan yang sudah terjadi, baik kesalahan diri sendiri maupun keselahan orang lain. Dia juga tidak memendam kesalahan orang lain dan menggunakannya untuk melawannya tanpa batas waktu. Dia bersedia mulai baru lagi dan bekerja untuk hari esok yang lebih baik. Dia belajar dari pengalaman, tetapi tidak tenggelam dalam pengalamannya.

7.      Menyukai pekerjaan
Pemimpin yang kreatif menyukai penkerjaannya. Dia tidak merasa terjepit dalam tugas. Dia dapat meyerahkan tugas kepada orang-orangnya dengan penuh. Dia puas dengan peran untuk menyemangati orang-orangnya, mengarahkan usaha, da membawa semua ke titik cita-cita usaha itu. Pada umumnya, pemimpin yang kreatif adalah orang yang penuh gairah, memberi semangat kepada orang-orangnya dan memberi hidup kepada lingkungannya.

G.    Kiat-Kiat Menjadi Kreatif
·         Ingatlah Sukses-Sukses Anda di masa lalu
·         Yakin ini dapat menjadi hari terobosan
·         Latihlah kreativitas Anda dengan permainan mental
·         Ingat bahwa kegagalan membawa keberhasilan
·         Raihlah impian dan fantasi Anda
·         Biarkan kesenangan memasuki kehidupan Anda
·         Kumpulkan pengetahuan dari tempat lain
·         Pandanglah situasi dari semua sisi
·         Bersihkan pikiran Anda dari asumsi-asumsi
·         Ubahlah posisi Anda sesering mungkin

H.    Penutup
Kita sudah melihat tentang kreativitas, tahap-tahap kreativitas, proses kreativitas, dan tipe-tipe kreativitas. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa dalam mengembangkan kreativitas ada tiga hal yang saling mempengaruhi yaitu; kreativitas, pengalaman, dan kepemimpinan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar